PERANAN PARIWISATA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Abstrak
Industri pariwisata
dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang sangat besar baik bagi negara, bagi
wilayah setempat yang bersangkutan, maupun bagi negara asal dari para wisatawan
yang datang berkunjung. Hal itu sejalan dengan tujuan dari didirikannya sebuah
negara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pada alinea keempat yang menyebutkan bahwa tujuan dari
didirikannya suatu negara Indonesia adalah untuk : melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Atas dasar
hal itu pemerintah dalam menjalankan dan melaksanakan tujuan dari negaranya
tersebut, tidak dapat bekerja sendiri tanpa adanya didukung oleh partisipasi
dari rakyat yaitu dari masyarakat Indonesia sendiri. Salah satu bentuk dari
partisipasi masyarakat Indonesia itu di antaranya adalah dengan cara setiap
daerah / wilayah memajukan sektor pariwisata di daerahnya dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada dengan sebaik-baiknya
sehingga dapat menarik para wisatawan yang ada di dalam negeri maupun wisatawan
asing untuk berkunjung dan berwisata ke daerahnya. Dengan demikian hal itu
dapat menjadikan pendapatan perekonomian dari wilayah tersebut dapat meningkat
dan sejalan dengan meningkatnya perekonomian di masing-masing wilayah Indonesia
maka secara otomatis meningkat pula perekonomian di negara Indonesia sehingga
salah satu tujuan dari didirikannya negara Indonesia dapat tercapai.
Latar Belakang
Dalam era
globalisasi saat ini, sektor pariwisata saat ini telah menjadi salah satu
industri terbesar dan terkuat di dunia, dan pariwisata merupakan penyumbang
terbesar dalam pemasokan pendapatan terutama dalam hal perekonomian masyarakat
dan negara. Kegiatan pariwisata sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
mulai dari masyarakat yang ada di kota sampai pada masyarakat yang ada di desa
(Adirozal, Zulkarnain Harun, Tahun IV No 6 Juli - Desember 2002). Pada masyarakat,
terutama yang peduli akan kemajuan ekonomi di desanya atau yang ingin
meningkatkan perekonomian di keluarganya ataupun perekonomian pada dirinya
sendiri mulai menyadari akan pentingnya peranan dari pariwisata untuk
mendongkrak peningkatan pendapatan ekonomi mereka. Kegiatan pariwisata ini
dilakukan oleh masyarakat tersebut untuk mendorong kemajuan perekonomian
masyarakat setempat dan tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan perekonomian dalam
suatu negara juga ikut berpengaruh karena kemajuan perekonomian dari
masing-masing daerahnya dan beban yang ditanggung oleh negara pun ikut berkurang
karena masing-masing dari daerahnya ikut berpartisipasi secara aktif dalam
pembangunan ekonomi daerah mereka. Hal ini membuktikan bahwa peranan pariwisata
dalam pembangunan ekonomi dari suatu masyarakat ataupun dari suatu negara
sangatlah besar.
Tetapi pariwisata bukan
saja menyangkut masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial, budaya, politik
dan seterusnya. Hal ini sejalan dengan pendapat dari I Gde Pitana yang
mengatakan bahwa, pariwisata adalah suatu sistem yang multikompleks, dengan
berbagai aspek yang saling terkait dan saling mempengaruhi antar sesama
(Pitana, I Gde & Putu G Gayatri. 2005. Sosiologi
Pariwisata. Andi: Yogyakarta)
Kajian Teoritis
Menurut
Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
Menurut Kodyat
(1998), pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat
sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi
sosial, budaya, alam dan ilmu.
Sedangkan menurut
Gamal (2002), pariwisata didefinisikan sebagai bentuk suatu proses kepergian
sementara dari seseorang, lebih menuju ke tempat lain di luar tempat
tinggalnya.
Menurut I Gde
Pitana & Putu G Gayatri ( 2005: 31 ), pariwisata adalah fenomena
kemasyarakatan, yang menyangkut manusia, masyarakat, kelompok, organisasi,
kebudayaan, dan sebagainya, yang merupakan objek kajian sosiologi. Namun
demikian kajian sosiologi belum begitu lama dilakukan terhadap pariwisata. Hal ini
terkait dengan kenyataan bahwa pariwisata pada awalnya lebih dipandang sebagai
kegiatan ekonomi, dan tujuan utama pengembangan pariwisata adalah untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi masyarakat maupun daerah (negara).
Pariwisata
berkembang karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum diketahuinya,
menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana, atau untuk mendapat
perjalanan baru. ( Robinson. 1976 ; Murphy.
1985)
Pariwisata
mengandung beberapa ciri pokok, yaitu:
1.
Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu
pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya;
2.
Adanya unsur ‘tinggal sementara’ di tempat yang
bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya; dan
3.
Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut
bukan untuk mencari penghidupan atau pekerjaan di tempat yang dituju ( Richardson
dan Fluker, 2004: 5)
Di dalam Undang-undang
No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada pasal 4 dijelaskan bahwa
kepariwisataan bertujuan untuk:
a.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
b.
meningkatkan kesejahteraan rakyat;
c.
menghapus kemiskinan;
d.
mengatasi pengangguran;
e.
melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
f.
memajukan kebudayaan;
g.
mengangkat citra bangsa;
h.
memupuk rasa cinta tanah air;
i.
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j.
mempererat persahabatan antar bangsa.
Pada pasal 5
Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa
kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip:
a.
menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya
sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara
manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, dan hubungan antara manusia dan sesama
manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan;
b.
menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman
budaya, dan kearifan lokal;
c.
memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat,
keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;
d.
memelihara kelestarian alam dan lingkungan
hidup;
e.
memberdayakan masyarakat setempat;
f.
menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah,
antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka
otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku kepentingan;
g.
mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan
kesepakatan internasional dalam bidang pariwisata; dan
h.
memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Motivasi Wisatawan
Pada dasarnya seseorang melakukan
perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. McIntosh (1977) dan Murphy (1985, cf.
Sharpley, 1994) mengatakan bahwa motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
1.
Physical
or physiological motivation ( motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis),
antara lain untuk berelaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam
kegiatan berolahraga, bersantai, dan sebagainya.
2.
Cultural
motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya,
adat, tradisi, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan
berbagai objek tinggalan budaya (monumen bersejarah).
3.
Social
motivation atau interpersonal
motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti mengunjungi teman dan
keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan
gengsi (nilai prestise), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang
membosankan, dan seterusnya.
4.
Fantasy
motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah
lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan, dan ego-enhancement yang memberikan kepuasan
psikologis.
Dampak Sosial
Ekonomi Pariwisata
Dampak pariwisata
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi
delapan kelompok besar (Cohen, 1984), yaitu:
1.
Dampak terhadap penerimaan devisa
2.
Dampak terhadap pendapatan masyarakat
3.
Dampak terhadap kesempatan kerja
4.
Dampak terhadap harga-harga
5.
Dampak terhadap distribusi manfaat / keuntungan
6.
Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
7.
Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
8.
Dampak terhadap pendapatan pemerintah
(dalam Pitana, I
Gde & Putu G Gayatri. 2005. Sosiologi
Pariwisata. Andi: Yogyakarta).
Analisis Teoritis
Pariwisata
mempunyai dampak terhadap negara yang dikunjungi maupun terhadap masyarakat lokal.
Dampak tersebut ada yang berpengaruh secara positif dan ada yang berpengaruh
secara negatif. Dampak-dampak tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
·
Dampak terhadap penerimaan devisa
Adanya
pariwisata di suatu wilayah akan mendatangkan para wisatawan dari dalam maupun
dari luar wilayah tersebut atau bahkan akan mendatangkan para wisatawan dari
lura negara yang bersangkutan. Dengan masuknya turis asing dari luar tersebut
tentu akan sangat berpengaruh pada kenaikan devisa negara.
·
Dampak terhadap pendapatan masyarakat
Dalam
bidang ekonomi, sektor pariwisata tersebut akan meningkatkan pendapatan pada
masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
·
Dampak terhadap kesempatan kerja
Dengan
adanya sektor pariwisata, masyarakat dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga
angka pengangguran akan semakin berkurang. Namun ada sisi negatif dari dampak
terhadap kesempatan kerja pada masyarakat ini yaitu jenis pekerjaan yang
ditemukan biasanya adalah jenis pekerjaan musiman. Jadi biasanya pekerja
musiman ini hanya bekerja pada saat tertentu saja dan tidak ada jaminan
pekerjaan untuk bekerja pada waktu berikutnya atau setelahnya.
·
Dampak terhadap harga-harga
Dengan
adanya sektor pariwisata di suatu wilayah akan meningkatkan harga-harga
barang kebutuhan masyarakat yang
tentunya akan merugikan terhadap masyarakat. Kenaikan harga tersebut dapat
terjadi karena adanya peningkatan permintaan untuk layanan dan barang dari
wisatawan-wisatawan yang datang berkunjung.
·
Dampak terhadap pembangunan
Untuk
menarik wisatawan atau untuk meningkatkan minat wisatawan untuk datang
berkunjung ke tempat-tempat pariwisata pemerintah melakukan berbagai upaya.
Salah satu upaya tersebut adalah upaya yang dilakukan di bidang pembangunan
yang berhubungan dengan pariwisata, seperti pembangunan hotel, bandar udara,
dan sebagainya. Dengan melakukan pembangunan tersebut akibatnya adalah negara
harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit sehingga biaya yang seharusnya
dialokasikan untuk kepentingan lain berkurang untuk melakukan pembangunan
tersebut.
Dampak lainnya dari
pariwisata adalah meningkatnya polusi air dan udara, kekurangan air, keramaian
lalu lintas dan kerusakan alam. Maka dari itu peranan masyarakat setempat untuk
terus meningkatkan daya tarik dari para wisatawan adalah dengan memelihara dan
melestarikan alam lingkungannya.
Salah satu objek
pariwisata yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi masyarakat di daerah
setempat dan bahkan pada pembangunan ekonomi negara adalah pariwisata di daerah
Bali. Dampak industri pariwisata Bali pada bidang ekonomi yaitu pariwisata di
daerah Bali telah menciptakan kesempatan-kesempatan kerja baru, meningkatkan
tingkat pendapatan dan kesejahteraan hidup masyarakat Bali, dan meningkatkan
devisa negara. Dampak pada bidang sosial adalah, pariwisata yang meningkatkan
interaksi sosial antara masyarakat setempat dengan wisatawan yang multikultural
telah memberikan pengaruh pada gaya hidup serta norma-norma sosial tertentu
masyarakat Bali.
Dampak dari
pembangunan pariwisata tersebut telah menimbulkan perubahan pada pola perilaku
masyarakat terhadap pendidikan ke arah yang lebih baik, kehidupan ekonomi yang
lebih baik dengan terciptanya peluang kesempatan pekerjaan baru.
Namun ada dampak negatif
dari pariwisata tersebut. Dampak negatifnya adalah munculnya pelacuran dan
meningkatnya tindak kriminal di sekitar daerah objek wisata tersebut.
Dampak negatif
lainnya dari pariwisata adalah perubahan tata guna lahan. Misalnya lahan yang
semula digunakan untuk pertanian, dialihfungsikan untuk pembangunan hotel dan
sering kali kebutuhan tanah untuk pembangunan sarana dan fasilitas pariwisata
mengakibatkan terjadinya pergusuran penduduk.
Kesimpulan dan
Saran
Kesimpulan
Peranan dari sektor
pariwisata dalam pembangunan ekonomi daerah atau bahkan dalam pembangunan ekonomi
negara sangatlah besar peranannya. Disamping itu peranan atau partisipasi dari
masyarakat setempat untuk terus meningkatkan kualitas dari tempat-tempat wisata
di daerah mereka untuk dapat menarik wisatawan agar mereka mengunjungi
wilayahnya juga sangat dibutuhkan agar peningkatan perekonomian dan
kesempatan-kesepatan pekerjaan masyarakat tidak hanya berlangsung pada
saat-saat tertentu saja tetapi dapat berlangsung secara terus-menerus. Dengan
demikian angka pengangguran dari masyarakat akan berkurang. Karena salah satu
keuntungan dari sektor pariwisata adalah telah terciptanya lapangan-lapangan
pekerjaan yang baru dan kesempatan-kesempatan kerja yang baru sehingga pendapatan
perekonomian dari masyarakat tersebut akan meningkat dan kesejahteraan
masyarakat tersebut pun akan dapat terjamin. Sehingga beban yang ditanggung
oleh pemerintah akan berkurang dan akan tercapainya tujuan nasional Negara
Republik Indonesia. Dan pada hakikatnya tujuan dari didirikannya negara
tersebut bukan hanya beban dan tanggungjawab yang diemban dan yang harus
dijalankan oleh pemerintah saja, tetapi tanggungjawab tersebut juga
diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia karena rakyat Indonesia sudah
terikat kuat dengan negara dan bukan hanya bisa menuntut hak-haknya saja,
tetapi juga harus melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Dan
apabila kewajiban dan hak masyarakat sebagai warga negara di suatu negara dan
kewajiban dan hak negara berjalan dengan baik secara otomatis tujuan dari
negara tersebut akan mudah untuk dapat dicapai.
Saran
Saran dari saya untuk
kemajuan pada sektor pariwisata adalah masyarakat setempat bersama-sama dengan
pemerintah daerah maupun dengan pemerintah untuk merawat, melestarikan, memelihara
dan mengembangkan kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing daerah, berbagai
sumber daya alam yang ada agar tidak
hilang, tidak rusak, dan tidak tertinggal oleh kemajuan zaman.
Dalam pengembangan
pariwisata diperlukan kerjasama atau partnership
antara pemerintah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan pemberdayaan
ekonomi lokal di samping dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang merata
dan juga dapat mengurangi pengangguran.
Hendaknya masyarakat
ikut turut serta berpartisipasi secara aktif dalam upaya pengembangan
pariwisata karena partisipasi masyarakat sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan dari pariwisata itu sendiri.
Pariwisata
merupakan potensi yang harus dikembangkan dan dijaga kelestariannya tidak hanya
oleh pemerintah, tetapi masyarakat juga harus turut mengambil bagian dalam
upaya tersebut agar kemanfaatannya dapat dirasakan bersama.
Daftar Pustaka
Pitana,
I Gde & Putu G Gayatri. 2005. Sosiologi
Pariwisata. Andi: Yogyakarta
Jurnal
Antropologi, Tahun IV No 6, Juli-Desember 2002
CASINO in New Delhi: Casino Games in India
BalasHapusThe casinos in New Delhi include a handful of Indian slot machines, 구리 출장샵 경기도 출장안마 In 서울특별 출장샵 addition to traditional table 동해 출장샵 games, most Indian 양산 출장마사지 gamblers also enjoy slots.